Wednesday, December 26, 2007

Calang Maret 2005 VS Calang Desember 2007


Seorang teman (kalau tidak salah si Chalid, Chalid aku dapat foto ini dari Lisa Owen), telah mengabadikan kondisi Calang pada bulan Maret 2005, hampir tiga bulan setelah tsunami. Betapa luluh lantak dan hancur lebur kondisinya. Sangat menyedihkan dan sangat mengenaskan. Seperti tak mungkin ada kehidupan yang akan kembali kesana.


Pertengahan bulan Desember 2007 lalu aku berkesempatan mengunjungi Calang menggunakan pesawat kecil milik MAF jenis GA8 Airvan bertempat duduk total 7 buah. Pemandangan yang terlihat sungguh sangat kontras dengan apa yang terekam pada Maret 2005. Ini merupakan buah dari kerja keras seluruh pihak yang selama ini bertungkus lumus dengan rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh paska Tsunami.




Melihat apa yang telah ada di Calang sekarang ini, patutlah kita membanggakan apa yang telah kita lakukan selama ini seraya berinstrospeksi agar apa yang telah dicapai sekarang ini dapat lebih baik lagi di masa akan datang.


Renungan 3 Tahun Tsunami

Hari ini tepatnya tanggal 26 Desember 2007, tepat tiga tahun setelah terjadinya tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam. Di ulang tahun ketiga ini, patut kita melihat kembali ke belakang apa apa yang telah terjadi dan pembelajaran apa yang telah kita dapat selama ini. Sesungguhnya, apa yang telah dilakukan banyak orang dalam rangka memperbaiki kondisi Aceh seperti sedia kala, dan bahkan lebih baik lagi semuanya adalah proses belajar yang sangat mahal harganya. Tidak ada satu formula pun yang bisa tepat untuk diinjeksikan kepada NAD dan menghasilkan kesembuhan yang cepat. Obat yang telah disuntikkan selama ini telah menuai hasil kesembuhan, walaupun tentunya tidak sempurna seperti yang semua orang harapkan.

Kritik terhadap pola pembangunan rehabilitasi dan rekonstruksi selalu bergema dimana-mana. Cepat selesaikan pembangunan dengan baik dan berkualitas dan ratakan hasilnya kepada semua orang yang berhak menerimanya, itu adalah teriakan standar para demonstran dan para kritikus tsunami. Seolah apa yang telah ada sekarang ini tidaklah berarti apa-apa dan belum ada apa-apanya. Seolah mereka tidak turut didalamnya, seolah mereka tidak terlibat dalam carut marutnya.

Membangun tentunya tidak mudah. Uang tidak menjadi jaminan bahwa semua akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Proyek ini adalah proyek raksasa dunia yang tidak ada yang menandingi saat sekarang ini. Tidak ada satupihakpun yang paling bertanggung jawab melainkan semua orang yang cinta terhadap Aceh bertanggung jawab untuk kesuksesannya.