Jambi antara Karet dan Empek-empek
Langka bener nih kesempatan untuk jalan-jalan ke Jambi. Kalau gak ada kepentingan khusus mungkin gak akan sampai ke sana. Maklumlah, Jambi itu jauh dan agak sulit menempuhnya kalau dari Aceh. Tapi yang namanya rezeki, gak akan kemana. Kalau jatahnya sudah mau ke Jambi, ya akhirnya kesana jugalah.
Kebetulan nih, aku ditugaskan (sebenarnya menugaskan diri sendiri sih..he he he) untuk memimpin rombongan petani karet dari Aceh Jaya ke provinsi Jambi, tepatnya ke Muara Bungo. Untuk melihat dan belajar tentang rubber agroforestry. Gitulah, kenapa bisa nyampe ke Jambi.
Gak banyak sih yang sempet kunikmati di Jambi selain dari perkebunan karet yang cukup bagus dan sangat memasyarakat. Itu menjadi contoh yang berharga bagi petani yang kami bawa dalam rombongan. Selain itu tak lain dan tak bukan adalah empek-empek Pak Raden yang terkenal mantaf dan mak nyus cita rasanya...
Ini adalah kesempatan pertamaku membeli empek-empek Pak Raden langsung dari penjualnya di Jambi, sebelumnya hanya makan oleh-oleh dari teman aja. Pertanyaan standar dari penjualnya yaitu: Mau paket apa? karena mereka menyediakan beberapa paket untuk oleh-oleh. Aku memilih paket yang terkecil aja. Pertanyaan selanjutnya adalah: berangkatnya pake apa? pake bus apa pake pesawat? Kalo pake bus, mereka akan membubuhi empek-empek dengan tepung, supaya lebih tahan lama. Kalo pake pesawat, mereka tidak perlu tambahi tepung karena empek-empek itu masih tahan dan tidak perlu perlakuan khusus.
Oh ya ada satu lagi. Ketika di bandara, aku sempet beli oleh-oleh gantungan kunci dari batik khas Jambi dengan bentuk topi melayu, sendal, pakaian dan lain-lain. Kemudian ada juga yang unik yaitu gantungan kunci dari daun karet. Daun karet itu sudah dirontokkan daging daunnya, yang tinggal hanya tulangnya dan kemudian diberi warna yang menarik. Untuk membuatnya tahan lama, daun itu di laminating dengan plastik. Harganya relatif murah, hanya 1500 sebiji. Lumayan untuk oleh-oleh yang dibeli di airport.
No comments:
Post a Comment