Friday, February 22, 2008

Tur de Batam 3. Humanity statue, Ex refugee camp Galang




PATUNG KEMANUSIAAN

Patung ini dibuat oleh para pengungsi yang menaruh simpati pada seorang wanita Vietnam yang mengalami musibah atas dirinya sendiri

Wanita bernama Tinh Nhan ini diperkosa oleh sesama pengungsi di lokasi di mana patung ini berdiri

Kisah ini berakhir tragis dengan tewasnya TINH NAHN akibat mengakhiri hidupnya sendiri dengan gantung diri di atas pohon tak jauh dari lokasi barak tempat Tinh Nahn dan keluarganya tinggal

Kasus bunuh diri selama di pengungsian ini cukup tinggi. Pada umumnya bunuh diri yang mereka lakukan karena depresi mental atau sebagai pernyataan sikap yaitu penentangan atas kebijakan atau peraturan tertentu seperti halnya keputusan UNHCR untuk memulangkan mereka ke Vietnam

(dikutip dari prasasti yang dibuat oleh Otorita Batam di dekat patung tersebut)

Tur de Batam 2: Ex Camp Pengungsi Vietnam Pulau Galang


Selamat datang di ex pengungsi Vietnam, Galang island. Bergidik juga ketika memasuki kawasan ini. Selesai membayar sepuluh ribu untuk tiap kendaraan yang masuk, perlawatan ini dimulai.

Kompleks bekas kamp pengungsi ini sangat teduh seperti di hutan wisata dengan jalan beraspal hotmix yang bagus. Petunjuk jalan yang jelas sangat membantu navigasi para pengunjung. Di dalam bekas camp ini, pengunjung disuguhi peninggalan-peninggalan pengungsi yang sebagian masih terawat dan sebagian sudah rusak.

Disini ada peninggalan berupa bekas-bekas barak pengungsi yang sekarang sudah kosong, tempat ibadah, tempat berkegiatan baik pertanian dan pemuda, rumah sakit, bekas kantor PBB untuk urusan pengungsi (UNHCR), kantor polisi, kuburan, monumen bekas kapal-kapal yang mengangkut pengungsi (manusia perahu) dan sarang penunjang kamp seperti water treatment plant dan generator. Setiap situs dilengkapi dengan ulasan singkat dalam bentuk tulisan yang membantu kita, pengunjung, memahami apa yang terjadi pada waktu lampau di lokasi itu.

Berada di tengah-tengah kamp ini seolah-olah diri kita terbawa akan keriuhan kamp ini ketika masih ditempati pengungsi. Seolah-olah mereka masih ada disana walau hanya terlihat barak-barak kosong, namun yang ada di dalam pikiran kita adalah betapa barak sempit ini pasti sangat kumuh ketika mereka masih ada disana. Betapa penderitaan para pengungsi seolah mengalir dalam pikiran.

Hidup dalam pengungsian tentunya sangat tidak mengenakkan. Campur baur semua kalangan ada yang dokter, insinyur, tukang, penjahat, petani dan semua bercampur baur dengan anak-anak kecil, balita dan pemuda-pemudi serta manula. Permasalahan juga sangat kompleks, terjadi pembunuhan, perkosaan, serangan penyakit, kegilaan dan lain-lain.

Sukurlah semua sudah berakhir, Vietnam sudah aman dan mulai membangun diri. Saya membayangkan seandainya saya salah satu dari pengungsi itu dan saat itu kembali kesana untuk melihat kilas balik perjalanan hidup. Pastilah tak henti cucuran air mata dan tawa sepanjang perlawatan itu. Sepeninggal dari kamp itu saya berdoa, Tuhan semoga tidak ada lagi tempat-tempat seperti ini di Indonesia dan di dunia ini.
Foto 1. Gerbang Kuil Quan Am Tu. Kuil ini sudah direnovasi dan tidak melalui gerbang ini lagi.



















Foto 2. Monumen kapal. Kapal-kapal ini lah yang membawa mereka, para manusia perahu ke pulau Galang.

















Foto 3. Foto-foto tibanya pengungsi Vietnam di Pulau Galang dipampang dengan billboard besar
















Foto 4. Ngha Trang grave, untuk mereka yang tidak berkesempatan kembali ke tanah leluhur menikmati kemerdekaan.

Tur de Batam 1: Jembatan Barelang

Barelang, atau Batam Rempang Galang, merupakan pengembangan Batam sebagai kawasan industri. Barelang merupakan singkatan nama tiga pulau yang mempunyai ukuran yang lumayan besar. Dengan adanya jembatan Barelang, kawasan Batam membesar lebih dari tiga kali lipat. Ada 6 jembatan berturut-turut untuk mengubungkan pulau-pulau itu. Untuk lebih jelas soal Batam dan jembatannya silahkan googling aja, pasti banyak informasinya.

Jembatan ini memang unik untuk ukuran Indonesia, karena dibuat untuk menghubungkan pulau-pulau, bukan sungai seperti jembatan lain di Indonesia. Selain itu jembatan ini terlihat sangat gagah dan kokoh sehingga menjadi ciri khas kota Batam. Ramai turis maupun orang lokal yang sengaja menyinggahi jembatan yang jauhnya hampir sejaman dari pusat kota Batam ini untuk rekreasi.

Berdiri di atas jembatan ini sungguh suatu pengalaman yang tak terlupakan. Kadang terpikir, hebat juga karya anak bangsa kita ini ya, bisa membuat jembatan gantung raksasa. Membuat kita merasa bangga dengan bangsa kita. Ternyata ada juga jembatan megah begini di Indonesia, he he he.

Tapi ada cerita lucu sekaligus mengenaskan dari teman-teman ku di Batam tentang jembatan ini. Mereka ceritakan ini tatkala melihat pasangan sejoli tengah memadu kasih di atas jembatan. Katanya " pas sedang pacaran mainnya di bawah jembatan, pas udah hamil maennya di atas jembatan, terus ntar maen-maen di pinggiran jembatan pura-pura bercanda, eh taunya pacarnya ditolak terjun ke laut. Setelah itu pura-pura nangis dan sedih meraung-raung pacarnya mati, padahal sengaja karena tak mau tanggung jawab". Loh kok begitu? Ternyata kejadian ini pernah terjadi dan menghebohkan warga Batam. Untungnya polisi bisa menangkap pelakunya, yaitu pacar yang tidak bertanggung jawab tadi. Ada-ada aja ulah manusia.

Begitulah sekilas pengalaman di atas jembatan Barelang.... Kalo mampir ke Batam, jangan lupa kesana. Kalo gak ada kendaraan, ajak aja sopir taksi. Pasti mereka tau dan senang hati mengantar. Untuk mengisi perut, di sekitar jembatan banyak warung menjual jagung bakar dan minuman ringan. Lumayan untuk isi perut. Namun hati-hati, jembatan ini cukup tinggi. Jangan sampai ceroboh dan jatuh, karena sudah pasti tidak ada second chance untuk urusan ini.








Foto 1. Salah satu dari sepasang tower penyangga jembatan barelang 1.

Foto 2. Jembatan Barelang 2 dengan latar belakang jembatan 1.

Tur de Batam

Kali ini aku jalan-jalan ke Batam tepatnya ketika liburan Imlek lalu. Ada nuansa lain ketika di Batam pada saat Imlek, meriah dan penuh dengan merah. Turis pun hilir mudik menikmati liburan di pulau ini. Dan dampaknya, harga-harga makanan pun naik dua tiga ribu rupiah selama imlek. Tapi gak papa lah..kesempatan di hari raya.

Ini teman teman yang menemani ku saat di Batam. Mereka orang baik-baik loh... ada oces, mis, ocu dan yungzalien.



Beberapa tempat yang dikunjungi di Batam antara lain adalah jembatan barelang, camp pengungsi Vietnam, pantai melur, makan-makan sea food dan lain-lain. Kalo sempet akan kutulis semua di blog ini secara terpisah.